Tionghoa

Selasa, 02 Februari 2010

Pokok-Pokok Doa di Pagi Hari

. Mohon pengampunan. : bila ada kesalahan
. Mohon pembersihan. : kegiatan sehari
. Ucap terima kasi. : atas semuanya
. Permohonana. : perlindungan, bimbingan, berkat

Jika setiap hari kita cukup melakukan upacara
sembahyang dengan hio saja. Setiap tgl 1 / 15 imlek baru
di tambah dengan sarana lain seperti lilin, kertas dll.
Dan setiap tgl 1 / 15 imlek kita wajib sembahyang ke
Klenteng tertentu.
Makna dan Hakekat:
Untuk melaporkan kegiatan yang lewat dan memohon restu
untuk kegiatan mendatang, juga berarti kita mengunjungi
Beliau di Kantor resmi.

Catatan.

Hanya yang mempunyai minat dan ketertarikan khusus serta
kondisi yang mendukung perlu mempunyai Altar Dewa/i di
rumah. Meskipun kita mempunyai Altar Dewa/i dirumah dan
telah mengadakan Upacara yang lengkap, kita tetap wajib
sembahyang ke Klenteng setiap tgl1/15 imlek. Altar Dewa/i
dirumah sebenernya hanya untuk sembahyang harian.
Begitu pula dalam menjalankan Upacara2 penting, contohnya
menjalankan sembahyang BakcangN kita harus melakukannya
secara tepat yaitu di Pantai. Menghaturkan Bakcang di
Altar Dewaa/Leluhur hanya sebagai persembahan tambahan
sekedar memperingati sembahyang Bakcang. Jadi tidak perlu
dalam jumlah banyak.

Pada wktu sore/ malam hari kita boleh bersembahyang
menutup kegiatan sehari dengan urutan sama seperti pagi
hari.

Pokok-Pokok Doa di Pagi Hari

. Mohon pengampunan. : bila ada kesalahan
. Mohon pembersihan. : kegiatan sehari
. Ucap terima kasi. : atas semuanya
. Permohonana. : perlindungan, bimbingan, berkat

Jika setiap hari kita cukup melakukan upacara
sembahyang dengan hio saja. Setiap tgl 1 / 15 imlek baru
di tambah dengan sarana lain seperti lilin, kertas dll.
Dan setiap tgl 1 / 15 imlek kita wajib sembahyang ke
Klenteng tertentu.
Makna dan Hakekat:
Untuk melaporkan kegiatan yang lewat dan memohon restu
untuk kegiatan mendatang, juga berarti kita mengunjungi
Beliau di Kantor resmi.

Catatan.

Hanya yang mempunyai minat dan ketertarikan khusus serta
kondisi yang mendukung perlu mempunyai Altar Dewa/i di
rumah. Meskipun kita mempunyai Altar Dewa/i dirumah dan
telah mengadakan Upacara yang lengkap, kita tetap wajib
sembahyang ke Klenteng setiap tgl1/15 imlek. Altar Dewa/i
dirumah sebenernya hanya untuk sembahyang harian.
Begitu pula dalam menjalankan Upacara2 penting, contohnya
menjalankan sembahyang BakcangN kita harus melakukannya
secara tepat yaitu di Pantai. Menghaturkan Bakcang di
Altar Dewaa/Leluhur hanya sebagai persembahan tambahan
sekedar memperingati sembahyang Bakcang. Jadi tidak perlu
dalam jumlah banyak.

Pada wktu sore/ malam hari kita boleh bersembahyang
menutup kegiatan sehari dengan urutan sama seperti pagi
hari.

C. Sembahyang Sehari-hari

Upacara sembahyang sehari-hari kita lakukan secara sederhana dan prktis.
Di pagi hari, setelah selesai membersihkan badan jasmani, kita melakukan
penyegaran rohani.
Pembersihan dan pemberkatan sebagai berikut:
1. Sembahyang Thian
Dilaksanakan dengan sarana 1/3 hio, menggunakan hiolo yang tergantung di
pintu utama/teras rumah. Yang terpenting menghadap ke lngit lepas.
2. Sembahyang Leluhur
Dilaksanakan dengan sarana 2/4 hio. Sarana persembahan lain diatur menurut
situasi dan kondisi. Tidak selalu harus dihaturkan di pagi hari, bisa
sepulang kerja kita membawa oleh-oleh untuk dihaturkan kepada Leluhur secara
bebas. Leluhur adalah roh suci yang terdekat dengan kita sebagai wakil
keadaan kita di alam kerohanian. Dan sembahyang kepada Leluhur merupakan
kekhasan Tri Dharma sebagai warisan tradisa yang telah berusia ribuan tahun,
yang tidak dimiliki sistem lain.
3. Sembahyang Cao Kun Kong Co
Kita yang telah berumah tangga, tentuna memiliki dapur, wajib mempunyai altar
Cao Kun Kong/Dewa Dapur. Cukup dengan meja tempel kecil untuk tempat hiolo,
2 buah tempat lilin dan persembahan sekedarnya sudah memadai.
Cao Kun Kong Co adalahwakil dari Kaisar Langit dimasing-masing rumah yang
bertugas mencatat, memperhatikan segala kesulitan, keluhan tingkah laku kita.
Disini kita setiap hari memohon restu untuk kelancaran pekerjaan kita sehari-
hari

Jumat, 29 Januari 2010

3. Sembahyang Pembersihan

Dilaksanakan dengan sarana pembersihan sbb:
- Persembahan Pokok
- Persembahan Utama
- Tambahan :
.. 3 ciu cing ronde
.. 3 ciu cing mie soa
.. 3 telor merah
.. 1 piring kecil bers kuning
.. 1 gelas air/kelapa gading
Dilakukan untuk pembersihan secara spiritual pada benda-
benda yang akan kita pakai seperti mobil, rumah dan lain-
lain. Bila melakukan pembersihan tanah/rumah, secara fisik
besar sebaiknya ditambahkan "Sam Seng, Arak dan Kue Moci".
Makna dan Hakekat:
- membersihkan barang-barang tersebut dari energi-energi
yang tidak baik
- mendaftarkan barang tersebut atas nama kita.

Rabu, 27 Januari 2010

Hal Kematian

Kita melaksanankan sembahyang d abu Leluhur, kemudian baru
dilanjutkan dengan bersembahyang di Klenteng khusus Toa
Pek Kong, umumnya terletak d pekuburan.
Makna dan Hakekat:
Melaporkan kepulangan seseorang, berarti mencoret keber-
adaan seseorang di dunia nyata sekaligus mendaftarkan di
dunia rohaniah.
Di Klenteng Toa Pek Kong adalah khusus untuk pengurusan
badan rohaniah/arwah manusia.

Hal Ulang Tahun

Ulanh tahun, KelahiranN Perkawinan tetap dibuatka sembah-
yang di abu Leluhur dan di Klenteng.
Ulang tahun kematian diperingati sebagai ulang tahun Kela-
hiran di dunia rohabiah/Coki.
Makna dan Hakekat
Pendaftaran ulang keberadaan kita sebagai manusia/pasangan
hidup.

Senin, 25 Januari 2010

B. Khusus

1. See Jet/Coki

Dilaksanakan pada hari-hari tertentu sebagai waktu HUT/
See Jet/Coki dari masing-masing Dewa/i, Leluhur.

2. Sembahyang untuk Manusia

Waktu-waktu terpenting dari manusia seperti kelahiran,
pernikahan dan kematian juga dibuatkan sembahyangan.

Hal Kelahiran
Kita sembahyang di Leluhur di rumak kemudian dilanjutkan
sembahyang di Klentang. Makna dan Hakekat: kita laporkan
pada Leluhur keberadaan sang bayi, kemudian direstui/
diantar, di Klenteng didaftarkan sehingga memproleh akta
kelahiran secara rohani.

Hal Perkawinan
Kita melaksanakan upacara sembahyang pada Leluhur baik
dari pria maupun dari pihak perempuan.
Makna dan Hakekatna:
. Dari pihak perempuan: keberadaannya dicoret dari keluarga
asal karena menikah
. Dari pihak pria : melaporkan akan menikah karena adanya
penambahan 1 anggota keluarga baru
Selesai pertemuan keduanya, dilanjutkan dengan sembahyang
bersama di abu Leluhur pihak pria, hoping dan sembahyang
Tuhan Allah. Kemudian sembahyang di Klenteng.
Makna dan Hakekat: Meresmikan pendaftaran perempuan masuk
ke daftar catatan pihak pria disaksikan Hoping, diresmikan
(Diketahui) Thian dan dicatat di Klentang

Minggu, 24 Januari 2010

Ringkasan Upacara-upacara Penting

1. Xinjia

- Cau Kun Kong naik, 24/12 Imlek, di Altar Dapur
- Xinjia, 30/12 Imle, di Altar: Leluhur, Cau Kun kong,
Dewa/Klenteng, thian. Doa: menghaturkan selamat Tahun
BaruM
- Cau Kun Kong turun, 4/1 Imlek, di Altar Dapur. Doa:
Sambut rejeki.


2. Thian, 8 malam(00.00)/1 Imlek, di Altar Thian.
Doa: Mohon bimbingan, perlindungan, berkat dan terima
kasi

3. Cap Go Me, 15/ 1 Imlik. Di Altar Leluhur, Dewa/i
Doa: Kerukunan dan terima kasi

4. Ceng Beng, 5 April, di Pusara Leluhur
Doa: menjamu Leluhur

5. Bak Cang, 5/5 Imlek, di Pantai
Doa: Pembersihan dan kekuatan

6.Rebutan, 15/7 Imlek, di Altar Hoping
Doa: Bayar pajak dan berderma

7. Tong Ciu Pia, 15/8 Imlek, di Altar Dewi Bulan
Doa: Perjodohan

8. Ronde, 22 Desember, di Altar Thian
Doa: Pengampunan

Sabtu, 23 Januari 2010

8. Sembahyang Ronde

Tanggal 22 Desember malam kita melaksanakan sembahyang
Thian dengan sarana kue Ronde, umum di sebut sembahyang
Ronde, sebagai lambang permohonan ampun bila ada melaku-
kan kesalahan di tahun tersebut.
Dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
- menggunakan meja Altar tinggi, dengan persembahan yang
sesuai. Yang terpenting yaitu menggunakan Ronde.

Jumat, 22 Januari 2010

7. Sembahyang Tong Ciu Pia

Dilaksanakan pada tgl 15 bulan 8 imlek jam 7.00 malam,
menggunakan meja di luar menghadap ke Bulan, ditujukan
pada Dewi Bulan.
Persembahan khusus berupa kue Tong Ciu Pia 7 lapis/
tumpuk. Selesai sembahyang kue teratas dibagi rata dan
di makan bersama sebagai lambang persatuan.
Pada tgl ini posisi bulan adalah paling dekat dengan
matahari(dalam setahun) sehingga pada malam tersebut
bulan terlihat paling besar dan terang.
Dapat dikatakan kekuatan bulan/energi negatif(yin)
mempunyai kekuatan maximum, puncaknya di malam hari bila
kita berdiri tepat di atas bayangan kita sendiri.
Jadi makna dan hakekat sembahyang Tong Ciu Pia adalah
pemberkatan cinta kasih.
- antara sesama umat sebagai kerukunan umat manusia
- antara keluarga sebagai kerukunan keluarga
- antara muda-mudi sebagai perjodohan

Tambahan:

Tgl 15/10 imlek merupakan upacara sembahyang Cui Koan/
Penguasa Air, umumnya dilakukan oleh masyarakat yang
pekerjaannya bersinggungan langsung dengan air/laut
seperti nelayan atau pelaut dimana cuaca sangat
berpengaruh. Makna sembahyangan ini bertujuan menyingkir-
kan malapetaka.

Kamis, 21 Januari 2010

6. Sembahyang Rebutan

Dilaksanakan pada tgl 15 bulan 7 imlik.
Dapat juga dikatakan sembahyang Tee Koan/Penguasa Bumi,
menggunakan meja biasa hadap ke depan dengan sarana
persembahan ditambah dengan sam seng.
Jumlah yang dipakai 8 atau 12 ditambah beras, rokok,
kartu ceki, kartu domino, kertas warna-warni, baju-baju,
sepatu kertas, kertas doa Wang Sen, bisa juga ditambahkan
baju-baju bekas ditujukan pada Hoping.
Di bawah meja kita haturkan persembahan sekedar dengan
Sam Seng mentah dan kacang atau biji-bajian mentah
ditujukan untuk pengiringipengiring Hoping.

Secara mikro ditujukan untuk roh-roh yang terlantar,
sehingga tidak mengganggu kita.
Tetapi secara makro sembahyang rebutan bermakna memohon
maaf pada bumi dan segala isinya, juga berarti ganti
rugi atau pembayaran pajak selama setahun ini.
Misalnya ada arwah yang tanpa sengaja kita injak(karena
tidak terlihat), kayu yang kita jadikan kursi, sayur yang
kita masak, babi yang kita santap, nyamuk yang kita bunuh,
tanah yang kita eksplotasi, pokoknya semua hal yang ber-
kaitan dengan bumi beserta isinya, kita mohon maaf dan
menggantinya secara simbolis.
Pada minggu sembahyang Rebutan dilakukan, kita melepas
merpati, kura-kura, bibit-bibit lele, udang, kodok,
belut dan lain-lain ke habitat asalnya sebagai lambang
mengganti kehidupan yang kita ambil setahun ini.
Jadi makna dan hakikat sembahyang rebutan ialah berderma
dan pembayaran pajak setahun.
Kita juga dapat ikut serta sembahyang rebutan di
Klenteng yang mengadakannya.

Minggu, 17 Januari 2010

sembahyang Ceng Beng

4. Sembahyang Ceng Beng

Dimulai kira-kira 2 minggu sebelum tgl 5 April tiap
tahun, dilaksanakan dipusara Leluhur dengan makna
menghormati atau menjamu Leluhur.
Persembahan khusus :
. Mengirim kertas warna-warni, baju, sepatu(dari kertas)
dan lain2, asesoris kebutuhan disertai kertas Wang Sen/
Ong Seng sebagai surat doa pengantar.
Ini hanya dilakukan pada bulan Ceng Beng.
Untuk yang Leluhurnya dilakukan pembakaran dan abunya di
tabur di laut, diharapkan melakukan penjemputan ke laut
kemudian jamuan atau sembahyang dapat dilakukan dirumah.
Penjemputan dengan sarana tambahan Sam Seng Ikan.
Umumnya setiap perkumpulan suka duka mengadakan upacara
bersama bersembahyang pada Toa Pek Kongco dan Hoping di
hari Ceng Beng besar sekaligus menutup bulan Ceng Beng.
Ada daerah-daerah yang mengambil 2 minggu sebelum dan
sesudah Ceng Beng sebagai periode ziarah.
Perbedaan ini semua tidak mengurangi makna dan hakekat
Ceng Beng tersebut.

5. Sembahyang Ba Cang

Dilaksanakan pada tgl 5 bulan 5 imlik dengan persembahan
khusus Ba Cang dan Kue Cang dengan jumlah 5 pula di
pnggir pantai. @ada tgl ini(pertengahan musim panas
menurut kelender bulan) posisi matahari tegak lurus dan
berjarak sangat dekat terhadap bumi.
Dapat dikatakan gaya tari dan sinar matahari(kekuatan
positif/yang) mencapai kekuatan maximum, puncaknya pukul
12.00 siang hari yang ditandai dengan telur yang dapat
berdiri dipermukaan datar. Sehingga air, daun, obat dan
lain-lain pada hari itu mempunyai efek maximum.
Air laut(garam) mempunyai sifat menetralisasi/menyerap
segala macam racun/kotoran badan.
Jadi upacara sembahyang Ba Cang disiapkan kira-kira pukul
11.00 siang dan selesai lewat 12.00 siang hari,
dilanjutkan dengan mandi di laut dengan tujuan melebur
segala kotoran lahir batin dan menyerap kekuatan.
Jadi makna dan hakekat sembahyang Ba Cang adalah mohon
pembersihan dan kekuatan lahir batin.

Hari-hari Upacara

A. Umum

1. Sembahyang Sin Jia(tahun baru imlik)

. Upacara menghantar Cao Kun Kong

Dilaksnakan tgl 23 malam menjelang tgl 24 bulan 12 imlik,
dengan menggunakan sarana-sarana persembahan dengan
tujuan menghantar Cao Kun Kong melapor ke Kaisar Langit.

. Upacara Akhir Tahun, menyambut Sin Jia

Dilaksanakan pada akhir tahun Imlik pada tgl 30/12 imlik.
Sembahyang Leluhur dilaksanakan mulai sore/petang hari.
Sembahyang Dewa/Dewi dilaksanakan mulai petang/malam hari
Sembahyang Thian dilaksanakan pukul 00.00 dini hari di-
lanjutkan dengan sembahyang pada Dewa/Dewi, Kong Co, dan
Leluhur mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlik.

. Upacara menyambut Cao Kun Kong

Dilaksanakan tgl 3 malam menjelang tgl 4 bulan 1 imlik
dengan persembahan secukupnya.
Menyambut kedatangan Cao Kun Kong membawa Surat Perintah
dari Kaisar Langit.

2. Sembahyang Thian

Dilaksanakan tgl 8 menjelang 9 bulan bulan satu imlik
Jam 00.00 dini hari atau tgl 9/1 imlik jam 12.00 siang.
Menggunakan sarana sembahyang Thian lengkap, mengandung
makna :
- ucapan terimakasi telah melewati tahun dengan baik
- pengesahan Surat Perintah yang dibawa Cao Kun Kong yang
selajutnya berarti pembagian berkat atau rejeki dan
perlindungan selama periode satu tahun ke depan.

3. Sembahyang Cap Go me

Dilaksanakan tgl 15/1 imlik(Purnama pertama ditahun
Baru) di Altar Leluhur dan Altat Dewa/i.
Menggunakan sarana persembahan tambahan berupa masakan
rebung. Upacara ini sekaligus menutup rangkaian Upacara
menyambut Tahun Baru Imlik.
Makna dan hakekat : persatuan, kerukunan dan mengucapkan
terimakasi(pada Dewa/i, Kong Co dan Leluhur).

Sabtu, 16 Januari 2010

Tata Upacara

Sembahyang di Altar

. Persembahan ditata dimeja, diapit lilin di kiri dan
kanan depan
. Sembah dupa
. Tuang teh/arak
. Sembah tangan kosong(pai)
. Sembah sujud(pai kwi)
. Minyak dihaturkan, dituang
. Kertas dilipat, dibakar

Keteranga

- sembah dupa
Hio dipegang dengan tangan kanan terkepal, tangan kiri
melingkupi tangan kanan, ibu jari kiri diatas ibu jari
kanan.

- angkat dupa
Sembahyang Thian : dari dada s/d atas kepala
Sembahyang Dewa/Dewi : dari dada s/d kening
Sembahyang Leluhur : dari dada s/d dagu/hidung

- Tancap dupa
Dengan tangan kiri, posisi dupa tegak.
Bila sembahyang bersama dupa dikumpulkan ditancapkan
bersama, melambangkan persatuan(kerukunan).
.

Persembahan Pelengkap dan Perlambangnya

Masakan

Hanya dipakai sebagai persembahan kepada Leluhur,
dihaturkan dalam jumlah genap.
Antara lain adalah :
. Tau kie/tahu kering : lambang panjang umur
. Bokjie/jamur kuping : lambang kesehatan lahir/batin
dan kehidupan yang berkembang
. Kincam/bunga kering(disajika terikat) : lambang
keharuman dan persatuan

Minyak

Minyak kelapa sebagai lambang penerangan.
Menambah minyak di tempat lampu minyak di Klenteng
bermakna menambah penerangan jalan kita.

3. Sam Seng dan Arak

Pada upacara brsar dibutuhkan :

- Sam Seng

Pengantar persembahan terdiri dari:
. Samcam babi, hati, jeroan, darah
. Ayam lengkap, hati, jeroan, darah
. Telor bebek
. Garam

- Sam Seng Ikan

Digunakan pada waktu sembahyang dilau,
misalnya menjemput Leluhur di laut, terdiri dari :
. Paha babi
. Ayam lengkap jeroan
. Ikan laut/bandeng
. Garam

- Ngo Seng

Digunakan pada waktu upacara kematian, Co Kong Tik dan
upacara besar lainnya, terdiri dari:
. Kepala, ekor babi, jantung, hati, paru, darah
. Ayam lengkap dengan jeroan
. Ikan laut
. Kepiting
. Telur bebek
. Garam

Lambang-lambang tersebut berarti :
. Babi : penghantar di laut
. Ayam : penghantar di udara
. Ikan : penghantar di laut
. Kepiting :penghantar di darat dan air
. Telur : sebagai lambang bibit
. Garam : sebagai lambang kehidupan

Persembahan dengan Sam Seng/Sam Seng ikan/Ngo Seng
disertai dengan hatueran arak putih(beras).

Jumat, 15 Januari 2010

2. Buah dan Kue

Buah

Pilih buah segar dengan rasa manis, seperti :
jeruk keprok orange, pear, apel, delima, jambu putih,
mangga masak dan lain2.
Makna : segala usaha kita akan berhasil.
Diusahakan tidak memakai buah-buahan berduri atau berbulu.
Dalam upacara-upacara besar, tebu dan pisang sebagai
haturan wajibyang tidak termasuk dalam hitungan buah.
Pisang raja/emas : lambang kewibawaan dan kerukunan
Tebu : lambang kehidupan yang manis


Kue

Yang utama :
1. Kue mangkok : lambang berkembangnya kehidupan
2. Kue lapos. : lambang rejeki yang ber-laps2
3. Kue kweku. : lambang panjang umur(bentuk kura2)
4. Kue wajik. : lambang kerukun dalam keluarga
5. Kue maco wijen. : lambang kerukunan sesama umat
manusia

Kamis, 14 Januari 2010

Persembahan Utama dan Perlambangan

1. Teh dan Permen

Teh

Sebaiknya dalam wujud cair/teh seduh(tanpa gula), sebagai
Perlambang penyucian, permohonan maaf.
Dalam Ilmu Kedokteran modern sekarang ini telah dketahui
bahwa the bersifat menyerap/menghancurkan lemak, sehingga
sangat relevan the sebagai lambang pembersihan.

Permen

Terdapat 5 macam permen yang utama sbb:
1. Gula batu : perlambangan kehidupan yang manis, semuaa
hal berjalan lancar tanpa hambatan
2. Tang kwe. : perlambangan panjang umur, berasal dari
lobak yang dlam keadaan kering bersifat
awet
3. Ang co. : perlambangan dari kesehatan lahir dan
batin, pohon ang co memiliki kemampuan
menutup luka pada batangnya
4. Leng keng : perlambangan kekuatan menghadapi godaan/
cobaan, dikatakan buah leng keng adalah
mata naga yang merupakan lambang kekuatan
5. Kesemek. : perlambangan kerukunan sesama umat manusia,
keluarga, dan temen2. pohon kesemek berupa
pohon yang tinggi besar, berbuah secara ber
gerombol sebagai lambang kesatuan

Untuk persembahyangan Purnama/tanggal 15 dan tilem/
tanggal 1 dari tiap2 bulan imlik cukup no. 1,2 dan 3.
No. 4 dan 5 ditmbahkan pada upacara2 besar/khusus.

Rabu, 13 Januari 2010

Lilin & Kertas

Lilin Merah

Lilin sebagai lambang penerangan jalan kehidupan,
dipasang d kiri kanan depan mengapit persembahan kita.
Sebagai lambang,sebaiknya lilin yang patah jangan dipakai.
Pilih lilin dengan myala yang baik(jangan sampai mati) dan
nyalakan sampai habis. Sekarang ini banyak dijual lilin2 halus
dengan gambar2 yang indah dengan syair2 uang mengundang
keberuntungan sangat baik dipakai, khususnya untuk upacara2
besar. Tetapi lilin dengan gambar naga, teratai, dewa/dewi
hanya dipakai untuk persembahan kepada Dewa/Dewi, Kongco.
Leluhur, dipakai yang polos atau dengan tulisan syair2 saja.
Boleh juga dengan gambar bunga bungaan.

Kertas

Kertas sebagai lambang uang(mas/perak). Keberadaannya dalam
suatu rangkaian persembahan adalah sebagai biaya suatu
permohonan, juga dapat berarti mengganti sarana upacara yang
kurang lengka, dan selebihnya berupa tabungan untuk kita.

Kertas emas dipakai untuk upacara pada Dewa atau Dewi,
Kongco.
Kertas perak dipakai untuk upacara pada Leluhur.
Kertas mas besar dipakai untuk upacara di Klenteng(Tempat
Ibadah Tri Dharma).
Kertas mas kecil dipakai untuk upacara kecil di Klenteng/TITD/
di rumah.
Foil mas?perak(Kimpo/Gunpo) yang tertempel pada kertas
menunjukan nulai nominalnya.
Semakin besar mas/peraknya semakin besar pula nilainya.
Biasanya juga berharga lebih mahal.

Hal Jumlah

Kertas Mas Besar
1 paku besar berisi 24 lembar
1 paku kecil berisi 12 lembar

Kertas Mas/Perak kecil
1 paku berisi 1 tusuk kertas
1 papan berisi beberapa paku
1 kayu berisi beberapa papan

Uraian :
Persembahan suatu upacara dengan menggunakan sarana
dupa, lilin,kertas sudah berartin lengkap untuk mengajukan
suatu permohonan resmi.

Tambahan:
Bila mau lebih lengkap dapat ditambah dengan penggunaan
ketas Tae Kom Po, berbentuk persahu dengan lambang huruf So.
sebagai perlambang :
- penghantar/wadah uang mas/perak yang kita haturkan/kirim
- rezeki yang berkesinambyngan sampai anak cucu
Kertas Tae Kom Po dapat dipakai baik untuk sembahyang poada
Dewa/Dewi maupun untuk sembahyang Leluhur.
Terutama dihaturkan pada sembahyang HUT.
- cara penggunaan :
kertas Tae Kom Po diatur bersilang, ditaruh beberapa
lembar kertas Wang Sen baru ditumpuk dengan kertas
mas/perak
- cara pembakaran :
dimulai dari bawah(Tae Kom Po) dulu, kemudian Wang
Sen diikuti kertas mas/perak

Persembahan Pokok dan Perlambangan

Persembahan Pokok dan Perlambangannya

1. Hio

Gunakan hio harum yang kering dengan batang yang kokoh.
Perlambangan dari hio adalah :
- sebagai api/penerangan jalan kita
- sebagai pengantar permohonan kita
- sebagai saksi/bukti permohonan kita

Hal jumlah

- 1 batang : kepada 1 tujuan
kepada Thian, Tuhan Yang Maha Kuasa atau
kepada 1 Dewa/Dewi/Kong Co yang mempunyai perwujudan tertentu
- 2 batang : kepada 1 tujuan/Leluhur
ditujukan pada 1 leluhur tertentu
- 3 batang : bila digunakan pada waktu sembahyang Thian
berarti penghormatan kepada:
. Penguasa Alam Semesta Thian, Tuhan
. Penguasa Alam Tengah -> Yang Maha
. Penguasa Alam Bawah Kuasa
Atau berarti sembahyang pada Thian Di Kong
. Thian/Penguasa Langit
. Dewa/Kong Co tertentu
. Di Kong/Penguasa Bumi

bila digunakan pada waktu sembahyang di Altar
Dewa/Kong Co berarti ditujukan:
. Kong Co di Altar kita sembahyang dan Rekan2 beliau

- 4 batang : ditujukan untuk beberapa Leluhur

- 7 batang : dipakai untuk sesuatu penghormatan khusus

- 9 batang : dipakai untuk permohonan maaf

secara umum sembahyang kepas Dewa/Dewi, Kong Co dengan
menggunakan 1 atau 3 batang. Kepada Leluhur 2 atau 4 batang.
Ini juga berlaku dalam hal menghaturkan teh, permen,
buah maupun kue dan lain2.


Uraian:

Dari arti perlambangan hio dapat kita simpulkan sarana upacara
yang terpenting aalah Hio. Jadi apabila kondisi keungan tidak
memungkinkan untuk membeli sarana upacara lain2 nya hanya dengan
sarana hio kita sudah termasuk melaksanakan suatu upacara
sembahyang dengan baik. Bahkan apabila dalam kondisi daruratpun,
tanpa sarana hio kita boleh memohon perlindungan/bantuan dan
lain2 dari Dewa/Dewi, Leluhur. Harus kita ingat dalam hal ini
kita berbicara dalam dimensi rohaniah.
Segala uapacara badan rohani kita akan di dengar oleh Dewa/Dewi/
Leluhur yang kita panggil.
Hanya saja kalau kondisi sudah baik,jangan lupa mengucapkan
terima kasih dengan sarana yang memungkinkan.

Tambahan : Tentang Bunga

Menghaturkan bunga berarti menghaturkan keharuman. Sebenarnya
ini sudah terlingkupi pada waktu kita sembahyang dengan
menggunakan hioharum, tetapi boleh menghaturkan bunga sesuai
dengan kondisi. Menghaturkan bunga dengan bentuk vas di taruh
di sisi kiri/kanan Altar. Bunga yang cocok di pakai adalah
bunga Mawar. Atau bisa juga ditempatkan pada piring kecil
(di taruh di meja Altar), bunga yang cocok adalah Cempaka,
Kenanga, Jempiring dan lain2.

Persembahan upacara

Tata Upacara Tri Dharma yang kita laksanakan sekarang inimerupakan suatu cara persembahan dengan menggunakan sarana2 persembahan sebagai suatu lambang yang mengandung makna2 tertentu, jadi tanpa kita mengucapkan doa2 tertentu sarana persembahan yang kita haturkan telah memohonkan sesuai dengan perlambangannya masing2.

Ini merupakan suatu hal yang harus disadari sehingga kita semua dapat dengan suka cita menyiapkan sarana2 persembahan yang dipelukan.
Ini juga menyebabkan dalam Tri Dharma tidak ada doa2 khusus yang perlu di baca, kita dapat secara bebas berdoa.

Tidak ada keharusan dalam menghaturkan sesuatu sebagai persembahan dalam jumlah tertentu. semua itu kita laksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi masing2. tapi ada beberapa pedoman pokok yang perlu dicermati supaya maksud dan tujuan suatu upacara dapat tercapai dengan baik. Harus d ingat upacara sembahyang merupakan pemeliharaan badan rohani kita, dalam hal ini untuk memenuhi suatu prosedur2 tertentu.
Apabila kita dengan teratur mengikuti atau menjalankan rangkaian upacara dalam satu tahun, berarti kita telah berbakti kepada "THIAN"(Tuhan Yang Maha Esa), Dewa2, Kong Co, Leluhur secara lengkap dengan permohonan yang mencakup segala aspek kehidupan.
Betapasempurnanya system yang telah diwariskan para leluhur kepada kita semua. Untuk itu kita berupaya melaksanakannya se baik2 nya. Metode sembahyang selain menggunakan perlambang, dapat juga menggunakan cara lain seperti doa2/mantra, meditasi dan lain2. Karena pada pokoknya memiliki tujuan yang sama hanya caranya yang berbeda, disesuaikan dengan situasi kondisi setempat, waktu, minat serta bakat yang bersangkutan dengan " tidak meninggalkan cara yang utama".

Kamis, 07 Januari 2010

Keharmonisan

Kemajuan teknologi dan informasi di segala bidang dan adanya paradigma2 baru serta pola berpikir yang sangat kritis membuat kehidupan beragama semakin kabur makna dan tujuannya. Untuk itu saya mencoba menjembatani kondisi se hari2 yang sangat kompleks dengan kehidupan beragama(Tri Dharma) yang bersumber pada kebudayaan purba yang berumur ribuan tahun sehingga tercapai kondisi yang harmonis.
Telah banyak buku yang mengulas secara mendalam dan mendetail tentang arti dan makna simbul2 keagamaan. Untuk itu kami hanya akan mengulasnya secara garis besar yang pokok2saja. Akan ada perbedaan penafsiran yang bukan untuk diperdebatkan, tetapi semua itu justru memperkaya khasanah kebudayaan itu sendiri.

Kita sebagai manusia mempunyai 2 hal penting yaitu aspek lahir dan aspek batin.
dua hal ini berkaitan sangat erat dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. jadi selin mempunyai tubuh fisik(jasmani), kita juga mempunyai tubuh spiritual(rohani).
Kebanyakan dari kita hanya memelihara dan mementingkan hal yang bersifat nyata, yang terlihat saja. Padahal kebanyakan masalah2 dunia nyata berasal dari kekurangan/kelalaian dari dunia kerohanian.
Jadi dapat dikatakan makna sembahyang adalah pemeliharaan eksistensi tubuh spiritual kita/secara kerohanian.
Seorang bayi yang baru lahir kita buatkan Upacara di klenteng/Tempat Ibadah Tri Dharma lainnya. Dapat dikatakan itu merupakan pendaftaran eksistensi bayi tersebut secara spirit sehingga memproleh akte kelahiran secara spiritual.
Sama dengan kita daftarkan keberadaan bayi tersebut ke kantor Catatan Sipil, untuk memproleh Akte Kelahiran secara fisik/nyata. Begitu pula dalam hal pernikahan, kematian dan upacara2 lainnya. Sebenarnya merupakan kegiatan memenuhi kewajiban tubuh spiritual kita sebagai anggota suatu agama/sistem secara spiritual.
Dengan mengetahui makna dan tujuan suatu Upacara akan mengkhususkan diri kita dalam melaksanakannya.
Seseorang yang belum terdaftar secara apiritual umumnya lebih sulit dalam hal kehidupannya dibandingkan dengan yang telah terdaftar.
Karena tidak tercatat tentu tidak ada yang melindungin dengan penuh tanggung jawab. Sehingga kucuran rejeki dari ataspun ter sendat2.
Sama saja dengan kehidupan kita di dunia nyata. seseorang yang tidak punya identitas diri(akte kelahiran/KTP) tentunya lebih sulit mendapatkan izin2 dari kantor2.
Ini yang dimaksud bahwa dunia nyata dan tidak nyata salingberkaitan erat satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi.
Jadi kita harus melaksanakan kegiatan upacara agama sama pentingnya dengan kewajiban kita di dunia nyata.
Semoga uraian ini dapat menambah wawasan umat Tri Dharma yang kami hormati dan kami cintai.