Tionghoa

Kamis, 21 Januari 2010

6. Sembahyang Rebutan

Dilaksanakan pada tgl 15 bulan 7 imlik.
Dapat juga dikatakan sembahyang Tee Koan/Penguasa Bumi,
menggunakan meja biasa hadap ke depan dengan sarana
persembahan ditambah dengan sam seng.
Jumlah yang dipakai 8 atau 12 ditambah beras, rokok,
kartu ceki, kartu domino, kertas warna-warni, baju-baju,
sepatu kertas, kertas doa Wang Sen, bisa juga ditambahkan
baju-baju bekas ditujukan pada Hoping.
Di bawah meja kita haturkan persembahan sekedar dengan
Sam Seng mentah dan kacang atau biji-bajian mentah
ditujukan untuk pengiringipengiring Hoping.

Secara mikro ditujukan untuk roh-roh yang terlantar,
sehingga tidak mengganggu kita.
Tetapi secara makro sembahyang rebutan bermakna memohon
maaf pada bumi dan segala isinya, juga berarti ganti
rugi atau pembayaran pajak selama setahun ini.
Misalnya ada arwah yang tanpa sengaja kita injak(karena
tidak terlihat), kayu yang kita jadikan kursi, sayur yang
kita masak, babi yang kita santap, nyamuk yang kita bunuh,
tanah yang kita eksplotasi, pokoknya semua hal yang ber-
kaitan dengan bumi beserta isinya, kita mohon maaf dan
menggantinya secara simbolis.
Pada minggu sembahyang Rebutan dilakukan, kita melepas
merpati, kura-kura, bibit-bibit lele, udang, kodok,
belut dan lain-lain ke habitat asalnya sebagai lambang
mengganti kehidupan yang kita ambil setahun ini.
Jadi makna dan hakikat sembahyang rebutan ialah berderma
dan pembayaran pajak setahun.
Kita juga dapat ikut serta sembahyang rebutan di
Klenteng yang mengadakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar